Cari Blog Ini

Jumat, 17 Agustus 2012

renungan hidup



Renungan

Menaruh dendam dan tidak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita tidak menambah apa-apa dalam kehidupan kita, justru hanya akan merongrong kita dari dalam, dan bahkan dapat memunculkan persoalan baru. Namun, rela mengampuni bukan hanya membuat diri menjadi lebih tenang dan nyaman, tetapi juga akan memutuskan mata rantai permusuhan dan kekerasan yang sering kali membuat diri kita dan orang lain semakin menderita.
Ya Tuhan, terima kasih atas pengampunan-Mu. Jadikanlan aku juga orang yang murah hati dan rela mengampuni kesalahan orang lain yang bersalah kepadaku. Amin.

renungan kamardikan




     Kula Nuwun!
     Kawilujeng karahayon awit saking Nugrahaning Gusti ingkang Maha Agung mugi hamemayungana dhumateng penjenengan sadaya lan kula.
     Bapak-bapak saha Ibu-ibu pengawas TK/SD ingkang winantu ing pakurmatan.
     Para sesepuh aji sepuh winantu ing suka rahayu.
Sumangga kula dherekaken ngunjukaken puja-puji syukur wonten ing ngarsanipun Gusti ingkang Akarya Jagad bilih panjenengan sadaya lan kula tansah pinaringan wilujeng boten wonten alangan satunggal manapa, wasana saged ndherek mengeti dinten kamardikan Nagari Republik Indonesia ingkang kaping 67 taun ing wekdal ratri menika.
     Para Bapak para Ibu  ingkang minulya.
Wonten ing pengetan dinten kamardikan menika sumangga panjenengan sadaya kula ajak ngemut-emut dhateng labuh labetipun para pahlawan, mliginipun para pahlawan kamardikan. Para pahlawan kamardikan menika kanthi lila legawa berjuang nglawan penjajah. Para penjajah menika sadaya anggadhahi ancas tujuan ingkang sami, inggih menika kepengin ngebroki, kepengin nguwaosi Nagari Indonesia. Awit saking menika para pahlawan kamardikan kanthi sedaya kekiyatanipun ngupaya nyingkiraken penjajah. Para pahlawan menika sampun tuwuk ngraosaken pait getiring ngagesang, kebak panandhang gesangipun. Antawisipun : asring padharanipun keluwen inggih amargi kiranging tetedhan. Sandhang panganggenipun pathing srompal, inggih amargi boten wonten ingkang kangge tumbas. Ananging panjenenganipun anggadhahi greget ingkang makantar-kantar, kepengin nagarinipun uwal saking cengkeremaning penjajah. Kepengin nagarinipun merdika kados ingkang dipunimpek-impekaken rina wengi. Pramila panjenegan sedaya lan kula gadhah kewajiban ndongakaken dhateng para pahlawan, mugi-mugi dipuntampi sedaya amal kasaenanipun, dipunparingi pangapunten sadaya kelepatanipun lan dipunpapanaken wonten ing papan panggenan ingkang sekeca.
     Para Bapak para Ibu lan  ingkang winantu ing suka basuki. Sasampunipun ingkang dipun idham-idhameken bangsa Indonesia aingkang awujud kamardikan sampu maujud 67 taun dangunipun, pramila sumangga panjenengan sadaya kula ajak ngisi kamardikan menika kanthi tindak-tanduk ingkang sae, waspada, ngatiati, anggadhahana budi pekerti ingkang luhur, anggadahi watak lembah manah. Dhumateng para generasi mudha supados mbudidaya nebihi sakabehing tumindak ala, upaminipun colong jupuk, remen mitenah dhateng tiyang sanes, minum-minuman keras mabuk-mabukan, pil ektasi lan sanes-sanesipun. Ingkang sadaya kalawau sejatosipun badhe damel pituna dhateng badanipun piyambak. Panjenengan sadaya kedah tansah caket dhumateng Gusti ingkang Akarya Jagad, mugi-mugi panjenengan sadaya lan kula tansah dpuniayomi, dipuntedahaken dhateng margi ingkang sae dipunparingi kasarasan, kawilujengan, dipunparingi iman ingkang kiyat, wasana saged ndherek njagi jejeging Nagari Republik Indonesia ingkang panjenengan sadaya lan kula tresnani menika.
     Para Bapak para Ibu lan para  ingkang winantu ing karahayon. Kula kinten cekap semanten atur kula wonten ing adi cara renungan dinten kamardikan Nagari Indonesia  ingkang kaping 67 taun menika. Mbok bilih kathah atur kula ingkang damel kirang renaning penggalih panjenengan sadaya, pramila kula mawantu-wantu nyuwun lumebering sih samodra pangaksami.
Rahayu ......... Rahayu ........... Rahayu ingkang sami pinanggih.
     Nuwun !




Selasa, 07 Agustus 2012

SOAL UJI KOMPETENSI PENGAWAS TK/SD

1
UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK
PAKET IA
Indikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI
berkaitan dengan aspek fisik.
Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek fisik peserta didik
SD/MI.
Butir Soal 1  Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan
peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek fisik, kecuali ....
a.  menunjukkan variasi yang besar pada tinggi dan berat badan
b.  memiliki keterampilan fisik untuk memainkan permainan
c.  penambahan-penambahan dalam kemampuan motorik halus
d.  memiliki kemampuan dalam mengangkat beban yang berat
Kunci Jawaban D
Penjelasan Karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek
fisik antara lain: mulai kehilangan gigi bayi, namun tumbuh gigi baru,
memiliki dorongan dan energi secara eksplosif, mengulang kembali
keterampilan-keterampilan secara tuntas, dan menyenangi olahraga
secara kelompok. Jadi memiliki kemampuan dalam mengangkat beban
yang berat, bukan merupakan karakteristik perkembangan aspek fisik
anak usia SD.
Reference Shickedanz, Yudith A, Shickedanz, David A. and Forsyth, Peggy D,
Toward Understanding Children, (19982) Canada: Little ,Brown &
Company.
2
Indikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI
berkaitan dengan aspek intelektual.
Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek intelektual peserta
didik SD/MI.
Butir Soal 2 Kreativitas merupakan salah satu karakteristik perkembangan
intelektual siswa SD, yang artinya kemampuan untuk ….
a.  memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
sering dilakukan dan menghasilkan kepuasan kepada dirinya
sendiri dan orang lain
b.  penalaran yang menggunakan logika-logika yang dapatditerima
oleh semua orang dan menghasilkan penyelesaian persoalan untuk
mengambil keputusan
c.  berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak
biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai
persoalan
d.  mengembangkan ide-ide secara cerdas dalam rangka penyelesaian
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan masa sekarang
maupun masa yang akan datang
Kunci Jawaban C
Penjelasan Kreativitas merupakan salah satu karakteristik perkembangan aspek
intelektual siswa SD. Menurut Hurlock, kreativitas adalah kemampuan
untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak
biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai
persoalan.
Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
3
Indikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI
berkaitan dengan aspek sosial
Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek sosial peserta didik
SD/MI.
Butir Soal 3 Pernyataan di bawah ini yang merupakankarakteristik perkembangan
peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek sosial adalah ....
a.  mulai menyukai teman sebaya sesama jenis
b.  berperan serta dalam permainan logika
c.  menyukai teman sebaya lawan jenis
d.  dapat bekerja dalam durasi waktu yang lama
Kunci Jawaban A
Penjelasan Karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek
sosial antara lain: mulai dapat bekerja sama dalam kelompok,
memiliki keasyikan sendiri, dapat beradu argumentasi, dan menyukai
teman sebaya sesama jenis. Jadi, mulai menyukai teman sebaya
sesama jenis, berperan serta dalam permainan logika, dan menyukai
teman sebaya lawan jenis bukan merupakan karakteristik
perkembangan peserta didik usia SD.
Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
4
Indikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI
berkaitan dengan aspek emosional.
Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek emosional peserta
didik SD/MI.
Butir Soal 4 Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan
peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek emosional, kecuali ....
a.  kesulitan memulai sesuatu, tetapi jika berhasil akan bertahan
sampai akhir
b.  menampakkan marah apabila mengalami kesulitan di sekolah
c.  mulai muncul perasaan simpati kepada orang yang lebih dewasa
d.  memiliki rasa humor yang diekspresikan dalam lelucon praktis
Kunci Jawaban C
Penjelasan Menurut Hurlock, karakteristik perkembangan emosional anak usia SD
antara lain: kesulitan memulai sesuatu tetapi jika berhasil akan
bertahan sampai akhir, menampakkan marah apabila mengalami
kesulitan di sekolah, memiliki rasa humor yang diekspresikan dalam
lelucon praktis, dan memiliki rasa sensitif dan mudah tersinggung
dalam intensitas yang ringan. Jadi, mulai muncul perasaan simpati
kepada orang yang lebih dewasa bukan merupakan karakteristik
perkembangan emosional anak usia SD
Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
5
Indikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI
berkaitan dengan aspek moral.
Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek moral peserta didik
SD/MI.
Butir Soal 5 Perkembangan perilaku moral dan perkembangan konsep moral
merupakan fase-fase perkembangan moral yang harus dicapai seorang
anak. Pada fase perkembangan perilaku moral, seorang anak belajar
melalui cara-cara berikut, kecuali ….
a.  coba-ralat (trial and error)
b.  pendidikan langsung,
c.  identifikasi
d.  observasi
Kunci Jawaban D
Penjelasan Menurut Hurlock, perkembangan moral anak terdiri atas dua fase,
yakni: fase pertama, perkembangan prilaku moral danfase kedua,
perkembangan konsep moral. Metode-metode yang digunakan agar
anak mengalami fase perkembangan perilaku moral terdiri atas coba-ralat (trial and error), pendidikan langsung, dan identifikasi.
Reference Hurlock, Elizabeth B,  Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
6
Indikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI
berkaitan dengan latar belakang sosial budaya.
Deskriptor  Menjelaskan karakteristik perkembangan berkaitan dengan latar
belakang sosial peserta didik SD/MI.
Butir Soal 6 Pada anak usia sekolah dasar sering disebut ‘usia berkelompok’.
Pernyataan tersebut menunjukkan karakteristik perkembangan anak
dalam aspek ….
a.  sosial
b.  moral
c.  intelektual
d.  emosional
Kunci Jawaban A
Penjelasan Hurlock, menyatakan bahwa karakteristikperkembangan aspek sosial
anak usia SD, antara lain: anak berminat dalam kegiatan dengan teman
sebaya, ingin menjadi bagian dari kelompok yang mengharapkan untuk
dapat menyesuaikan diri dengan nilai dan perilaku, serta minat para
anggota kelompok. Berdasarkan karakteristik perkembangan sosial
tersebut, usia ini disebut juga ‘usia berkelompok’
Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga.
7
Indikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam lima mata pelajaran SD/MI.
Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran PKn SD/MI.
Butir Soal 7 Pada mata pelajaran PKn, salah satu minat siswa usia sekolah dasar
yang dapat teridentifikasi dalam proses pembelajaran adalah minat
terhadap ….
a.  masalah sosial
b.  bidang olahraga
c.  tubuh manusia
d.  kesehatan manusia
Kunci Jawaban A
Penjelasan Menurut Hurlock minat anak usia SD antara lain terdiri atas: minat
terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan tubuh, minat terhadap
sekolah, minat terhadap status dan simbol, minat terhadap penampilan,
minat terhadap masalah sosial, dsb. Dalam pembelajaran mata
pelajaran PKn merupakan salah satu cara guru untuk mengidentifikasi
minat siswa terhadap masalah sosial. Substansi kajian dalam mata
pelajaran PKn sangat berhubungan dengan minat-minatsiswa terhadap
masalah sosial, bukan bidang olahraga, atau kesehatan/tubuh manusia.
Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
8
Indikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam lima mata pelajaran SD/MI.
Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Matematika SD/MI.
Butir Soal 8 Dalam proses pembelajaraan Matematika,khususnya ketika guru
mengaitkan materi pelajaran dengan kebutuhan hidup sehari-hari maka
guru telah berupaya agar pembelajaran memungkinkanbagi guru
untuk mengidentifikasi minat siswa terhadap ….
a.  kesehatan
b.  status
c.  penampilan
d.  pekerjaan
Kunci Jawaban D
Penjelasan Menurut Hurlock minat siswa antara lainterdiri atas minat terhadap
tubuh, minat terhadap kesehatan, minat terhadap sekolah, minat
terhadap status, minat terhadap pekerjaan di masa depan, minat
terhadap penampilan, minat terhadap masalah sosial,dsb.
Pembelajaran mata pelajaran Matematika, khususnya ketika guru
mengaitkan konsep atau kegunaan matematikan dengan kehidupan
sehari-hari memungkinkan guru untuk mengidentifikasi minat-minat
siswa terhadap pekerjaan di masa datang.
Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
9
Indikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam lima mata pelajaran SD/MI.
Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI.
Butir Soal 9 Ketika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ketika ada siswa yang
sangat antusias memerankan tokoh dongeng atau cerita rakyat yang
disukai berarti guru telah menyajikan bahan pelajaran dengan menarik,
dengan demikian guru dapat mengindentifikasi minat  siswa terhadap
….
a.  penampilan
b.  pekerjaan
c.  sekolah
d.  status
Kunci Jawaban C
Penjelasan Menurut Hurlock minat siswa antara lainterdiri atas minat terhadap
tubuh, minat terhadap kesehatan, minat terhadap sekolah, minat
terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap status dan simbol,
minat terhadap penampilan, dsb. Dalam proses pembelajaran, Bahasa
Indonesia ketika ada siswa yang sangat antusias memerankan tokoh
dongeng atau cerita rakyat yang disukai, berarti guru telah menyajikan
bahan pelajaran dengan menarik. Dengan demikian, bahan pelajaran
yang menarik tersebut dapat mengindentifikasi minatsiswa terhadap
sekolah. Minat anak terhadap sekolah secara positifcenderung
mempengaruhi sikap dan minat anak terhadap sekolah.
Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
10
Indikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam lima mata pelajaran SD/MI.
Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran IPA SD/MI.
Butir Soal 10 Dalam proses pembelajaran tentang kompetensi dasar:
‘mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat
(makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat)’,  guru tampak dapat
mengidentifikasi siswa yang selalu bertanya dan mampu membuat
laporan tentang apa saja yang diminatinya dengan sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa guru dapat
mengidentifikasi minat siswa terhadap …
a.  seks
b.  penampilan
c.  kesehatan
d.  pekerjaan
Kunci Jawaban C
Penjelasan Menurut Hurlock minat siswa antara lainterdiri atas minat terhadap
tubuh, minat terhadap kesehatan, minat terhadap sekolah, minat
terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap status dan simbol,
minat terhadap penampilan, minat siswa terhadap masalah sosial, dsb.
Dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, khususnya tentang
kompetensi: ‘mengidentifikasi kebutuhan tubuh agartumbuh sehat
dan kuat (makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat)’, ketika ada
siswa yang yang selalu bertanya, kemudian mampu membuat laporan
tentang apa saja yang diminatinya dengan sangat baik maka guru dapat
mengidentifikasi minat siswa terhadap kesehatan.
Reference Hurlock, Elizabeth B,  Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
11
Indikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam lima mata pelajaran SD/MI.
Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran IPS SD/MI.
Butir Soal 11 Minat siswa yang dapat teridentifikasi melalui mata pelajaran IPS
adalah ‘minat terhadap lambang status’. Salah satunya adalah ….
a.  nama-nama keluarga
b.  penampilan diri
c.  ikatan kekerabatan
d.  jenis pekerjaan orang tua
Kunci Jawaban D
Penjelasan Menurut Hurlock minat siswa antara lainterdiri atas minat terhadap
tubuh, minat terhadap kesehatan, minat terhadap sekolah, minat
terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap status dan simbol,
minat terhadap penampilan, minat terhadap masalah sosial, dsb.
Melalui pembelajaran IPS, guru dapat mengidentifikasi minat siswa
terhadap jenis pekerjaan urang tua.
Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa:
Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga
12
Indikator Mengidentifikasi kemampuan awal pesertadidik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran PKn SD/MI.
Deskriptor Menyebutkan penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam
mata pelajaran PKn.
Butir Soal 12 Dalam proses pembelajaran PKn, guru kelas I SD mengajarkan tentang
kompetensi dasar: ‘Melaksanakan aturan yang berlakudi masyarakat’,
maka kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswaadalah ….
a.  mengenal pentingnya tata tertib di mayarakat
b.  melaksanakan hidup rukun di masyarakat
c.  mengenal lingkungan rumah dan sekolah
d.  mengikuti tata tertib di rumah dan sekolah
Kunci Jawaban D,
Penjelasan Kompetensi awal adalah penguasaan kemampuan prasyarat yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu.
Jika hal tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi
yang /topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran PKn,
khususnya kompetensi dasar: ‘Melaksanakan aturan yang berlaku di
masyarakat’, maka kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa
adalah mengikuti tata tertib di rumah dan sekoalah.
Reference
13
Indikator Mengidentifikasi kemampuan awal pesertadidik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Matematika SD/MI.
Deskriptor Menyebutkan penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam
mata pelajaran Matematika SD/MI.
Butir Soal 13 Untuk membelajarkan kompetensi dasar:’Perkalian bilangan’,
kemampuan awal/ prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah
kemampuan ….
a.  membagi
b.  menjumlah
c.  mengurang
d.  menghitung
Kunci Jawaban B, b
Penjelasan Kompetensi prasyarat adalah kemampuan awal yang harus dimiliki
siswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal
tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaanmateri yang
/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran Matematika,
khususnya kompetensi dasar: ‘’Perkalian bilangan’, ’, maka
kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah mengikuti tata
tertib di rumah dan sekolah, khususnya kompetensi dasar: ‘’, maka
kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah menjumlahkan
bilangan
.
Reference
14
Indikator Mengidentifikasi kemampuan awal pesertadidik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI.
Deskriptor Menyebutkan penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI.
Butir Soal 14 Untuk membelajarkan kompetensi dasar: ‘mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana,
maka kemampuan awal/ prasyarat yang harus dimilikisiswa adalah
kemampuan ….
a.  membuat karangan deskriptif
b.  melengkapi kalimat belum selesai
c.  menyusun kalimat sederhana
d.  membaca kalimat sederhana
Kunci Jawaban C
Penjelasan Kompetensi prasyarat adalah kemampuan awal yang harus dimiliki
siswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal
tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaanmateri yang
/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:
‘mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh
dengan kalimat sederhana’, maka kemampuan awal/prasyarat yang
perlu dimiliki siswa adalah menyusun kalimat sederhana.
Reference
15
Indikator Mengidentifikasi kemampuan awal pesertadidik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran IPS SD/MI.
Deskriptor Menyebutkan penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam
mata pelajaran IPS SD/MI.
Butir Soal 15 Kemampuan awal/prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum
mempelajari kompetensi dasar: ‘Mendeskripsikan gejala (peristiwa)
alam yang terjadi negara tetangga’, adalah ….
a.  mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di Indonesia
b.  mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di Eropa
c.  mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di Asia
d.  mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di Afrika
Kunci Jawaban C
Penjelasan
Kompetensi prasyarat adalah kemampuan awal yang harus dimiliki
siswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal
tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaanmateri yang
/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran IPS SD:
‘‘Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi negara
tetangga’, maka kemampuan awal/prasyarat yang perludimiliki siswa
adalah mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di
Indonesia.
Reference
16
Indikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Matematika
Deskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata
pelajaran Matematika
Butir Soal 16 Pemahaman simbol merupakan salah satukesulitan belajar yang sering
muncul pada siswa. Hal tersebut dapat teridentifikasi melalui
pengerjaan soal ….
a.  4 + 3 = …..
b.  9 - 6 = …..
c.  8 - … = ….
d.  5 + 4 = ….
Kunci Jawaban c
Penjelasan Kesulitan belajar Matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis).
Menurut Lerner dalam Mulyono, karakteristik kesulitan belajar
Matematika meliputi: (1) gangguan dalam hubungan keruangan, (2)
abnomalitas persepsi visual, (3) asosiasi visual–motor, (4) perseverasi,
(5) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (6) gangguan
penghayatan tubuh, (7) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (8)
performance IQ lebih rendah daripada skor Verbal IQ
Kesulitan belajar Matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis).
Menurut Lerner dalam Mulyono, terdapat beberapa kekeliruan umum
yang sering dilakukan oleh anak berkesulitan belajar Matematika,
yakni kekurangan pemahaman tentang: (1) simbol, (2)nilai tempat, (3)
perhitungan, (4) penggunaan proses yang keliru, dan(5) tulisan yang
tidak terbaca.
Contoh: kesulitan yang sering muncul pada siswa yang belum
memahami simbol = , -, + akan mendapat kesulitan ketika
mengerjakan butir soal 8 - …. = …. atau … + 2 = 8 atau …. - 3 = 5,
atau 7 + … = 10
Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCipta
Indikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Matematika.
Deskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata
pelajaran Matematika.
17
Butir Soal 17 Berikut ini karakteristik anak berkesulitan belajar Matematika yang
sering dialami siswa usia sekolah dasar, kecuali ….
a.  adanya gangguan hubungan keruangan
b.  kesulitan dalam bahasa dan membaca
c.  gangguan mengenal dan memahami simbol
d.  performance IQ lebih tinggi dari skor Verbal IQ
Kunci Jawaban D
Penjelasan Kesulitan belajar Matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis).
Menurut Lerner dalam Mulyono, karakteristik kesulitan belajar
Matematika meliputi: (1) gangguan dalam hubungan keruangan, (2)
abnomalitas persepsi visual, (3) asosiasi visual–motor, (4) perseverasi,
(5) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (6) gangguan
penghayatan tubuh, (7) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (8)
performance IQ lebih rendah daripada skor Verbal IQ
Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCipta
Indikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Matematika.
Deskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata
pelajaran Matematika.
Butir Soal 18 Perhatikan soal-soal di bawah ini.
75 68
27 13
_____ _ _____ +
58 71
Jawaban soal di atas menunjukkan salah satu kesalahan umum yang
sering dilakukan oleh anak usia SD yang berkesulitan belajar
Matematika dalam hal ….
a.  proses penghitungan
b.  memahami simbol
c.  nilai tempat
d.  bahasa dan membaca
18
Kunci Jawaban C
Penjelasan Kesulitan belajar Matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis).
Menurut Lerner dalam Mulyono, terdapat beberapa kekeliruan umum
yang sering dilakukan oleh anak berkesulitan belajar Matematika,
yakni kekurangan pemahaman tentang: (1) simbol, (2)nilai tempat, (3)
perhitungan, (4) penggunaan proses yang keliru, dan(5) tulisan yang
tidak terbaca.
Contoh: siswa yang belum memahami nilai tempat satuan, puluhan,
ratusan, dst akan semakin mempersulit jika kepada mereka dihadapkan
pada lambang bilangan yang berbasis bukan sepuluh.
Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCipta
Indikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
Deskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Butir Soal 19 Berikut ini kesulitan yang dimungkinkan muncul pada siswa SD
disebabkan adanya kerusakan-kerusakan pada organ wicara, kecuali
….
a.  suara
b.  kosakata
c.  artikulasi
d.  kelancaran
Kunci Jawaban B
Penjelasan Bahasa merupakan suatu system komunikasi yang terintegrasi
mencakup bahasa ujaran (ekspresi bahasa dalam bentuk wicara),
membaca, dan menulis. Wicara merupakan bentuk penyampaian
bahasa dengan menggunakan organ wicara. Ada tiga komponen
wicara, yaitu (1) artikulasi, (2) suara), dan (3) kelancaran. Adanya
kerusakan pada organ wicara yang terkait dengan salah satu atau lebih
komponen tersebut dapat menimbulkan kesulitan wicara.
19
Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCipta
Indikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
Deskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Butir Soal 20 Salah satu contoh kesulitan belajar bahasa ang termasuk dalam
kekurangan kemampuan kognitif adalah ….
a.  menangkap makna secara penuh
b.  mengingat kembali kata-kata
c.  membandingkan informasi yang diterima
d.  merumuskan alternatif pemecahan masalah
Kunci Jawaban A
Penjelasan Ada enam komponen bahasa, yaitu (1) fonem, (2) morfem, (3)
sintaksis, (4) semantic, (5) prosodi, dan (6) pragmatik. Adanya
gangguan pada salah satu atau lebih komponen-komponen tersebut
dapat menyebabkan terjadinya kesulitan belajar bahasa. Menurut
Lovitt dalam Mulyono penyebab kesulitan belajar bahasa adalah
kekurangan kognitif, kekurangan dalam memori, kekrangan
kemampuan melakukan evaluasi, kekurangan kemampuan
memproduksi bahasa, dan kekurangan dalam pragmatic atau
penggunaan fungsional bahasa. Contoh kekurangan kognitif:
mengklasifikasi kata, mencari dan menetapkan kata yang ada
hubungannya dengan kata lain (hubungan semantik), menangkap
makna secara penuh, dsb.
Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCipta

KISI SKISI UKG PENGAWAS

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH
DIMENSI  KOMPETENSI  INDIKATOR
Supervisi Manajerial  Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah
Menerapkan    prinsip-prinsip supervisi manajerial untuk
peningkatan mutu pendidikan di sekolah
Menerapkan metode supervisi manajerial
Menerapkan teknik supervisi manajerial untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
Menerapkan teknik supervisi manajerial untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
Menyusun program kepengawasan
berdasarkan visi-misi-tujuan dan program
pendidikan di sekolah
Menganalisis kebutuhan program kepengawasan supervisi
manajerial
Membagankan program kepengawasan supervisi
manajerial berdasarkan visi, misi, tujuan dan program
pendidikan di sekolah
Merancang program kepengawasan supervisi manajerial
berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan di
sekolah
Menyusun  metode kerja dan instrumen
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsi pengawasan disekolah
Merancang  metode kerja pengawasan yang efektif
Menerapkan metode kerja dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi pengawasan
Menerapkan  metode kerja dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi pengawasan
Menyusun  instrument  kepengawasan
Mengunakan insrumen kepengawasan
Menyusun laporan hasil-hasil pengawas dan
menindaklanjutinya untuk perbaikan
program pengawasan berikutnya di sekolah
Menganalisis hasil supervisi manajerial
Menyusun laporan hasil supervisi manajerial
menyusun program tindaklanjut hasil kepengawassan
DIMENSI  KOMPETENSI  INDIKATOR
Membina kepala sekolah dalam pengelolaan
dan administrasi satuan pendidikan
berdasarkan manajemen peningkatan mutu
pendidikan di sekolah
Melaksanakan pembinaan dalam pengelolaan satuan
pendidikan sesuai 8 SNP
Melaksanakan pembinaan dalam  penyusunan administrasi
sekolah
Membina kepala sekolah dan guru dalam
melaksanakan bimbingan konseling di
sekolah
Mengarahkan kepala sekolah dan  guru  dalam  menganalisis
permasalahan layanan bimbingan konseling di sekolah
Mengarahkan kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan
bimbingan konseling
Mendorong guru dan kepala sekolah  dalam
merefleksikan hasil-  hasil yang dicapainya
untuk menemukan    kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas
pokoknya di sekolah
Meningkatkan motivasi guru untuk melakukan refleksi
terhadap tugas pokoknya
Meningkatkan  motivasi kepala sekolah dalam merefleksikan
proses dan hasil-hasil pengelolaan dan administrasi sekolah
Memantau pelaksanaan standar nasional
pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya
untuk membantu kepala sekolah
Menilai  pencapaian   pelasanaan 8 Standar Nasional
Pendidikan di sekolah
Membuat rekomendasi hasil pemantauan untuk penyusunan
program sekolah dalam upaya pemenuhan 8 SNP
KISI-KISI UJI KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH
DIMENSI  KOMPETENSI  INDIKATOR
Supervisi
Akademik
Menyusun rencana pengawasan
akademik (RPA)/ rencana pengawasan
bimbingan konseling (RPBK)
Menegaskan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan
Merumuskan tujuan supervisi akademik
Menganalisis kesesuaian antara komponen dan isi pada RPA/RPBK
Memahami konsep, prinsip, teori
dasar,
karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran.
Mencerahkan guru tentang konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata
pelajaran
Melatih guru menggunakan konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik,
dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau
mata pelajaran
Memahami konsep, prinsip,
teori/teknologi,
karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan proses pembelajaran/
bimbingan tiap bidang pengembangan
atau mata pelajaran
Mencerahkan guru tentang konsep, prinsip, teori/teknologi,
karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata
pelajaran
Melatih guru menggunakan konsep, prinsip, teori/teknologi,
karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan proses pembelajaran/
bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran
Membimbing guru dalam menyusun
silabus tiap bidang pengembangan
atau mata pelajaran berlandaskan
standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP.
Membimbing guru menganalisis SK dan KD
Mencerahkan guru merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Membimbing guru dalam menentukan  materi pelajaran.
Membimbing guru menentukan  kegiatan pembelajaran.
Membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi/ metode/
teknik pembelajaran/ bimbingan yang
dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa melalui tiap bidang
Membimbing guru dalam menentukan strategi/ metode/ teknik
pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa
Mencontohkan guru pelaksanaan strategi/ metode/ teknik pembelajaran
yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa. 
DIMENSI  KOMPETENSI  INDIKATOR
pengembangan atau mata pelajaran.
Membimbing guru dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran.
Membimbing  guru memperkirakan strategi/ metode/ teknik
pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.
Membimbing guru dalam merumuskan tujuan  pembelajaran
Mengarahkan guru dalam menyusun materi   pembelajaran
Mengarahkan guru dalam  menyusun kegiatan pembelajaran
Membimbing guru menentukan sumber  belajar
Membimbing guru merancang penilaian hasil belajar.
Membimbing guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
/bimbingan (di kelas, laboratorium,
dan/ atau di lapangan) untuk tiap
bidang pengembangan atau mata
pelajaran.
Mencerahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah
disusun pada RPP
Membimbing guru melaksanakan penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur
Membimbing guru dalam mengelola,
merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran/ bimbingan tiap
bidang pengembangan atau mata
pelajaran.
Mengarahkan guru dalam mengatur fasilitas pembelajaran. 
Membimbing guru mencontohkan media pembelajaran. yang paling tepat
sesuai dengan karakteristik masing-masing KD
Membimbing guru menemukan media pembelajaran
Memotivasi guru untuk memanfaatkan
teknologi informasi dalam
pembelajaran/ bimbingan tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran.
Mengarahkan  guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK)
dalam pembelajaran
Menilai guru untuk memanfaatkan TIK dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
KISI-KISI UJI KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH
DIMENSI  KOMPETENSI  INDIKATOR
Penelitian dan
Pengembangan
Menguasai berbagai pendekatan, jenis,
dan metode penelitian dalam pendidikan
Membandingkan karakteristik berbagai pendekatan  dalam
penelitian
Mengklasifikasi berbagai jenis penelitian
Menentukan masalah kepengawasan yang
penting diteliti baik untuk keperluan tugas
pengawasan maupun untuk pengembangan
karirnya sebagai pengawas
Melatih kepala sekolah dalam  mengidentifikasi masalah
penelitian pendidikan
Merumuskan masalah penelitian pendidikan
Menyusun proposal penelitian pendidikan
baik proposal penelitian kualitatif maupun
penelitian kuantitatif
Mencerahkan tujuan penelitian
Menyusun landasan teori
Menentukan metodologi penelitian
Melaksanakan penelitian pendidikan untuk
pemecahan masalah pendidikan, dan
perumusan kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok tanggung
jawabnya
Memilih dan Mengembangkan instrumen penelitian
Mengumpulkan data
Mengolah dan menganalisis data hasil
penelitian pendidikan baik data kualitatif
maupun data kuantitatif
Mentabulasi data hasil penelitian
Menganalisis data penelitian
Menginterpretasikan data hasil penelitian
Menulis karya tulis  ilmiah (KTI) dalam bidang
pendidikan dan atau bidang kepengawasan
dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu
pendidikan
Menyusun penulisan karya ilmiah (artikel) hasil penelitian
Menyusun  penulisan karya ilmiah (artikel)  non    hasil
penelitian
Mempublikasikan karya tulis ilmiah untuk perbaikan mutu
pendidikan
Menyusun pedoman/panduan dan atau
buku/modul yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pengawasan di sekolah
Menyusun buku pedoman tugas kepengawasan  
DIMENSI  KOMPETENSI  INDIKATOR
Menyusun buku pedoman kinerja kepengawasan
Memberikan bimbingan kepada guru tentang
penelitian tindakan kelas, baik perencanaan
maupun pelaksanaannya di sekolah
menengah kejuruan
Mencerahkan guru dalam mengidentifikasi masalah PTK
Menemukan topik/judul PTK
Memberikan bimbingan  kepada guru tentang
penelitian tindakan kelas, baik perencanaan
maupun pelaksanaannya di sekolah
menengah kejuruan
Merumuskan masalah penelitian PTK
Mengarahkan alternatif tindakan dalam PTK
Mengarahkan guru  dalam penyusunan kerangka teori yang
berhubungan dengan topik penelitian
Mencerahkan guru tentang  tahapan siklus dalam PTK
KISI-KISI UJI KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH
DIMENSI  KOMPETENSI  INDIKATOR
Evaluasi Pendidikan  Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan
pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan
Menentukan kriteria ketuntasan minimal kompetensi dasar
Menentukan indikator keberhasilan pembelajaran
Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam
pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
Membimbing guru dalam membedakan aspek-aspek penting
yang dinilai  sesuai dengan karakteristik peserta didik
Membimbing guru dalam mengkategorikan aspek-aspek
penilaian yang sesuai dengan tuntutan pencapaian
kompetensi dasar
Melatih  guru dalam menentukan aspek-aspek penting yang
dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran/ bidang pengembangan
Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru
dan staf sekolah lainnya dalam melaksanakan
tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran
Menentukan aspek-aspek  penilaian kinerja kepala sekolah,
guru, dan staf sekolah
Memilih perangkat penilaian yang tepat digunakan untuk
menilai kinerja kepala sekolah, guru, dan staf sekolah
Menilai kinerja kepala sekolah, guru, dan staf sekolah dalam
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya
Memantau pelaksanaan pembelajaran/
bimbingan dan hasil belajar siswa serta
menganalisisnya untuk perbaikan mutu
pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran
Menentukan aspek-aspek pemantauan kinerja guru  dalam
melaksanakan pembelajaran
Menyimpulkan hasil  pemantauan  kinerja guru dalam
pembelajaran
Menilai tingkat kesesuaian antara perencanaan dengan
pelaksanaan pembelajaran
Membina guru dalam memanfaatkan hasil
penilaian untuk kepentingan  pendidikan dan
pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan atau mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
Melatih guru dalam menganalisis hasil penilaian
Mengarahkan guru dalam memanfaatkan hasil analisis
untuk menyusun program tindaklanjut
DIMENSI  KOMPETENSI  INDIKATOR
Mengolah dan menganalisis data hasil
penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru
dan staf sekolah
Menyeleksi data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, guru,
dan staf sekolah
Menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah,
guru, dan staf sekolah
Menyusun program tindak lanjut dalam rangka perbaikan
kinerja yang bersangkutan

Senin, 06 Agustus 2012

NASIB GURU PASCA UKG



NASIB GURU, PASCA UKG 
NASIB GURU, PASCA UKG
Nasib Guru, keberadaan Guru, dan segala seluk beluk tentang guru memang harus setiap saat dan selalu kita perbincangkan karena kita semua pasti yakin betul ditangan Bapak Ibu guru lah kita sandarkan dan kita bebankan harapan besar akan lahirnya generasi Indonesia yang cerdas, bertakwa, dan berkarakter. Sebagai bagian masyarakat yang peduli akan kemajuan pendidikan di Indonesia, pastilah kita akan memandang permasalahan  pendidikan ini secara holistic.
UKG adalah cermin setelah bercermin itulah NASIB KITA, akan berbenah atau mencari siapa yang salah.
Kalau berbicara normatif tentang NASIB GURU PASCA UKG, kita bisa membaca PEDOMAN UKG (Uji Kompetensi Guru) bahwa diadakannya UKG bertujuan untuk :
1. Pemetaan penguasaan kompetensi guru (kompetensi pedagogik dan profesional) sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
2. Sebagai entry point penilaian kinerja guru dan sebagai alat kontrol pelaksanaan penilaian kinerja guru.
Program pengembangan keprofesian berkelanjutan dan penilaian kinerja guru wajib dilakukan setiap tahunnya sebagai persyaratan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru.
Dari Tujuan UKG Tersebut ada beberapa kata kunci yang perlu dicermati :
1. Pemetaan
2. Pembinaan
3. Penilaian kinerja
4. Alat kontrol
Bentuk program kegiatan setelah diketahuinya hasil UKG pasti telah di rencanakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sabtu, 04 Agustus 2012

PENGEMBANGAN SILABUS DAN PEMBELAJARAN DI TK/RA


KONSEP DAN CONTOH PENGEMBANGAN
SILABUS DAN MODEL PEMBELAJARAN DI TK/RA


1.  Pengertian
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.
Silabus pembelajaran di TK dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.

        2. Pengembangan Silabus

 a. Perencanaan Semester

Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.

Langkah-langkah pengembangan program semester, sebagai berikut:
·   Mempelajari dokumen Kurikulum, yakni  dan standar perkembangan dasar.
·   Menentukan tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester.
·   Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema.
·   Menetapkan pemetaan jaringan tema dengan memperhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan sub-sub tema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan.

Berikut ini disajikan contoh tema dan alokasi waktu

Tema Semester 1
NO.
Tema
Perkiraan Waktu*
1
Diri Sendiri
3 minggu
2
Lingkunganku
4 minggu
3
Kebutuhanku
4 minggu
4
Binatang
3 minggu
5
Tanaman
3 minggu
JUMLAH
17 minggu






Tema Semester 2

No.
Tema
Alokasi Waktu
1
Rekreasi
4 minggu
2
Pekerjaan
3 minggu
3
Air, udara, dan api
2 minggu
4
Alat komunikasi
2 minggu
5
Tanah airku
3 minggu
6
Alam semesta
3 minggu
JUMLAH
17 minggu

Catatan:
Antara minggu ke-8 dan ke-9 pada semester I dan II diadakan kegiatan tengah semester selama 4 hari, misalnya kegiatan pekan olah raga dan seni (Porseni), karyawisata/rekreasi, lomba kreatifitas, bazaar, dan kegiatan lainnya.
Kegiatan tengah semester ini dimaksudkan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreatifitas peserta didik dalam rangka pengembangan pendidikan anak seutuhnya.
Contoh perencanaan semester dapat dilihat pada lampiran 1a dan 1b.

B.  Perencanaan Mingguan

Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema.

Perencanaan mingguan dapat disusun dalam bentuk, antara lain satuan kegiatan mingguan (SKM) model pembelajaran kelompok dan satuan kegiatan mingguan  (SKM)  model pembelajaran berdasar minat.

1. SKM model pembelajaran kelompok

a.       Komponen SKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut:
·         Tema dan sub tema.
·         Alokasi waktu.
·         Aspek pengembangan.
·         Kegiatan per aspek pengembangan.

b.      Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut:
·         Menjabarkan tema dan merinci subtema.
·         Membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·         Menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan pada bidang pengembangan dalam program semester.


Contoh SKM model pembelajaran kelompok dapat dilihat pada lampiran 2a dan 2b.
2. SKM model pembelajaran dengan sudut kegiatan

a.  Komponen SKM model pembelajaran dengan sudut adalah sebagai berikut:
·         Tema dan sub tema.
·         Alokasi waktu.
·         Aspek pengembangan.
·         Kegiatan per aspek pengembangan.

b.      Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran dengan sudut kegiatan adalah sebagai berikut:
·         menjabarkan tema dan merinci subtema.
·         membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·         menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam area

Contoh SKM model pembelajaran dengan sudut kegiatan dapat dilihat pada lampiran 3a dan 3b.
   3.     SKM model pembelajaran dengan area

a. Komponen SKM model pembelajaran dengan area adalah sebagai berikut:
·         Tema dan sub tema.
·         Alokasi waktu.
·         Aspek pengembangan.
·         Kegiatan per aspek pengembangan.

b. Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran dengan area adalah sebagai berikut:
·         menjabarkan tema dan merinci subtema.
·         membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·         menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam area

Contoh SKM model pembelajaran dengan area dapat dilihat pada lampiran 4a dan 4b.


B.     Perencanaan Harian

Perencanaan harian disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.

Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian, kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individual/ kelompok.

Istirahat/Makan  merupakan kegiatan yang digunakan untuk  mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan  bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini disesuaikan dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu kemudian makan.

Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya.

Satuan kegiatan harian (SKH) dapat disusun dalam bentuk, antara lain SKH model pembelajaran kelompok, SKH pembelajaran berdasarkan minat dengan sudut kegiatan, dan SKH pembelajaran berdasarkan minat dengan area.
  
1.  SKH model pembelajaran kelompok
           a.Komponen SKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut:
·         Hari, tanggal, waktu.
·         Indikator.
·         Kegiatan pembelajaran.
·         Alat/sumber belajar.
·         Penilaian perkembangan peserta didik.

b.   Langkah-langkah penyusunan SKH model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut:
·         Memilih kegiatan yang sesuai dalam SKM untuk dimasukkan ke dalam SKH. Penulisan indikator dalam SKH diberi keterangan bidang pengembangan.
·         Merumuskan kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam SKH.
·         Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
·         Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·         Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·         Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian indikator.

Contoh SKH model pembelajaran kelompok dapat dilihat pada lampiran 5a dan 5b.

2.  SKH model pembelajaran dengan sudut kegiatan
   
a.    Komponen SKH model pembelajaran dengan sudut kegiatan sebagai berikut:
·         Hari, tanggal, waktu.
·         Indikator.
·         Kegiatan pembelajaran.
·         Alat/sumber belajar.
·         Alat dan hasil penilaian perkembangan anak didik.

b.   Langkah-langkah penyusunan SKH dengan sudut  sebagai berikut:
·         Memilih dan menata kegiatan ke dalam SKH.
·         Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
·         Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajarn disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan.
·         Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·         Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·         Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.


Contoh SKH model pembelajaran dengan sudut dapat dilihat pada lampiran 6a dan 6b.

3.  SKH model pembelajaran dengan area
   
a.    Komponen SKH model pembelajaran dengan area sebagai berikut:
·         Hari, tanggal, waktu.
·         Indikator.
·         Kegiatan pembelajaran.
·         Alat/sumber belajar.
·         Alat dan hasil penilaian perkembangan anak didik.

b.   Langkah-langkah penyusunan SKH dengan area sebagai berikut:
·         Memilih kegiatan yang sesuai dengan SKM untuk dimasukkan ke dalam SKH. Penulisan Indikator dalam SKH diberi keterangan bidang pengembangan.
·         Merumuskan  kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam SKH.
·         Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajarn disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan.
·         Memilih kegiatan dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembeajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
·         Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·         Memiih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·         Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.

Contoh SKH model pembelajaran dengan area dapat dilihat pada lampiran 7a dan 7b.
Selain ketiga model pembelajaran di atas, guru dapat mengembangkan model SKM dan SKH lain sesuai dengan kemampuan TK masing-masing.







 

Lampiran 1b
 
CONTOH SKH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK
UNTUK KELOMPOK B

 
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK                          : B
SEMESTER/MINGGU          : I/1
TEMA/SUB TEMA                : DIRI SENDIRI/MENGENAL DIRIKU
HARI, TANGGAL                : SENIN, 26 JULI 2009
WAKTU                                 : 07.30 – 10.15


INDIKATOR
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALAT/SUMBER BELAJAR
PENILAIAN
PERKEMBANGAN ANAK



Alat
Hasil
-  Mentaati peraturan yang ada (P)




-  Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, dan alamat rumah dengan lengkap (B)
-  Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban (FM)


-   Mencoba dan mengamati macam-macam rasa (K)
-  Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan-bahan alam) (S)
-  Meniru membuat garis tengah, datar, miring, lengkung, dan lingkaran (FM)








-  Membilang/menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 20 (K)
-  Bertepuk tangan dengan 3 pola (S)

Upacara bendera ± 15 menit

I. KEGIATAN AWAL  ± 30 MENIT
( KLASIKAL )
-  Bernyanyi, berdoa, salam
-  Memperkenalkan diri sendiri


-    Pemberian tugas berjalan maju pada garis lurus


II. KEGIATAN INTI  ± 60 MENIT
    ( INDIVIDUAL/KELOMPOK )
-    Eksperimen membuat teh manis
-  Menggambar bebas dengan krayon


-  Pemberian tugas meniru membuat garis lengkung

III. ISTIRAHAT/MAKAN ± 30 MENIT
-  Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
-  Bermain

IV. KEGIATAN AKHIR  ± 30 MENIT
( KLASIKAL )
-  Pemberian tugas  menyebutkan urutan bilangan 1—10
-  Pemberian tugas bertepuk tangan dengan 3 pola
-  Berdiskusi kegiatan hari ini
-  Menyanyi, berdoa, pulang

Tiang bendera dan bendera




Anak (peraga langsung)


Tali





Air, teh, gula, cangkir, sendok
Buku gambar, krayon



Buku tulis, pensil



Air, serbet, bekal anak, alat bermain di luar kelas




Lambang bilangan 1-10
Observasi



Observasi
Percakapan


Unjuk kerja





Penugasan dan observasi
Hasil karya



Hasil Karya



Observasi





Penugasan

Unjuk kerja

Observasi




                                                                                                                                                                        Jakarta, .....................................
Mengetahui Kepala TK,                                                                                                                                  Guru Kelas,


-------------------------------------                                                                                                              ----------------------------------------------


 Contoh penataan  ruang kelas model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman








Lampiran 1c
 


Rounded Rectangle: KELOMPOK  II,Rounded Rectangle: PAPAN TULIS,Rounded Rectangle: K E L OMPOK  I,Rounded Rectangle: K
E
 L
OM
P
O
K  III
,Rounded Rectangle: L
O
K
E R



 


  
Contoh Model Pembelajaran Kelompok dengan Sudut-sudut Kegiatan untuk Kelompok B

Kelompok                               : B
Semester/Minggu                   : I/1
Tema/Sub Tema                    : Diri Sendiri/Mengenal Diriku
Hari, Tanggal                        : Senin, 26 Juli 2007
Waktu                                                : 07.30 – 10.15


Indikator:

·             Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (Pembiasaan)
·             Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, dan alamat rumah dengan lengkap (Bahasa)
·             Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika: air teh dicampur dengan gula (Kognitif)
·             Membilang dan menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 20 (Kognitif)
·             Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban (Fisik/Motorik)
·             Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung, dan lingkaran (Fisik/Motorik)
·             Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan alam) dengan rapi (Seni)
·             Bertepuk tangan dengan 3 pola (Seni)

Langkah-Langkah Menyusun Kegiatan Model Pembelajaran Kelompok dengan Sudut-sudut Kegiatan
           
1.      KEGIATAN AWAL ± 30 MENIT (KLASIKAL)
·         Bernyanyi, berdoa, dan mengucap salam
·         Membicarakan tema/sub tema (Bahasa)
·         Melakukan kegiatan fisik/motorik, dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas (Fisik/Motorik).



2.      KEGIATAN INTI ± 60 MENIT (INDIVIDUAL/KELOMPOK)
    • Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan anak secara klasikal, misalnya:
Kelompok I    : Meniru membuat garis lengkung (Fisik/Motorik)
Kelompok II   : Menggambar bebas dengan krayon (Seni)
Kelompok III : Eksperimen membuat teh manis (Kognitif)

    • Anak dapat memilih kegiatan yang disukai pada hari itu
    • Anak bebas mengerjakan tugasnya dan duduk di kelompok atau di sudut yang disukai anak (sudut ke-Tuhanan, keluarga, pembangunan, alam sekitar, atau  sudut kebudayaan)
    • Apabila anak tidak mau mengerjakan tugas dari guru dan memilih bermain di sudut yang disukainya, diperbolehkan, namun guru harus tetap memotivasi anak yang diprogramkan guru
    • Anak tidak diharuskan menyelesaikan semua tugas yang diprogramkan guru.
    • Perpindahan anak sesuai dengan keinginannya
    • Pada waktu kegiatan berlangsung guru tidak berada di satu kelompok saja, tetapi guru memberi bimbingan kepada anak yang menemukan kesulitan, walaupun anak tersebut berada di kelompok lain.

3.      ISTIRAHAT ± 30 MENIT
Cuci tangan, makan (berdoa sebelum dan sesudah makan) dan bermain.

4.      KEGIATAN AKHIR ± 30 MENIT (KLASIKAL)
·         Menyebutkan urutan bilangan 1-10 (Kognitif)
·         Bertepuk tangan dengan 3 pola (Seni)
·         Diskusi tentang kegiatan satu hari
·         Menyanyi, berdoa, pulang

ALAT/SUMBER BELAJAR
Alat/sumber belajar yang digunakan pada hari itu disesuaikan dengan kegiatan yang diprogramkan guru.
PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK
Penilaian dilaksanakan dengan observasi, percakapan, penugasan, hasil karya, dan unjuk kerja serta percakapan guru dengan anak di sudut –sudut kegiatan secara individu. Guru harus menilai dan mencatat kegiatan yang dilakukan anak didik di sudut–sudut kegiatan sesuai dengan kegiatan yang disukai anak.

Catatan:
Contoh langkah-langkah menyusun kegiatan, satuan kegiatan mingguan (SKM), satuan kegiatan harian (SKH), dan penataan ruang kelas model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman untuk kelompok A sama dengan kelompok B, dan perbedaannya pada indikator yang dikembangkan.



 

 

 
         Model Pembelajaran berdasarkan Minat
Model pembelajaran berdasarkan minat adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.

Pembelajaran berdasarkan minat dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) Individualisasi pengalaman pembelajaran bagi setiap anak,  (2) membantu anak untuk membuat pilihan-pilihan melalui kegiatan dan  pusat-pusat kegiatan, dan (3) peran serta keluarga.
Dalam proses pembelajaran, pembelajaran berdasarkan minat dapat melibatkan anggota keluarga dengan cara sebagai berikut:
-    Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran.
-    Anggota keluarga bermitra dengan TK dalam membuat keputusan tentang anak.
-    Anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di TK.

Pembelajaran berdasarkan minat menggunakan 10 area, yaitu: area agama, balok, bahasa, drama, berhitung/matematika, IPA, musik, seni/motorik, pasir dan air, membaca dan menulis. Dalam satu hari dapat dibuka minimal 4 area.

Di bawah ini diuraikan contoh model pembelajaran berdasarkan minat, SKM, SKH, dan penataan ruang kelas.



Langkah-Langkah Menyusun Kegiatan Model Pembelajaran Berdasarkan Minat

KELOMPOK                        : B
SEMESTER/MINGGU        : I/1
TEMA/SUB TEMA              : DIRI SENDIRI/MENGENAL DIRIKU
HARI, TANGGAL               : SENIN, 26 JULI 2007
WAKTU                                : 07.30 – 10.15

Indikator :
·         Mentaati peraturan yang ada (P)
·         Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana dengan urut (B)
·         Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah dengan lengkap (B)
·         Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban (F)
·         Membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 (K)
·         Mencoba dan mengamati macam-macam rasa. (K)
·         Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan alam) dengan rapi (S)
·         Menciptakan 3 bentuk bangunan dari balok (S)
·         Bertepuk tangan dengan 3 pola (S)
Langkah-Langkah Menyusun Kegiatan Model Pembelajaran Berdasarkan Minat
1.      KEGIATAN AWAL ± 30 MENIT (KLASIKAL)
·         Bernyanyi, berdoa, dan mengucap salam (Pembiasaan)
·         Bercerita tentang pengalaman (3/4 anak) setiap hari dan setiap satu anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak tersebut.
·         Membicarakan tema/sub tema (Bahasa)
·         Melakukan kegiatan fisik/motorik, dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas (Fisik/Motorik).


2.      KEGIATAN INTI ± 60 MENIT (INDIVIDUAL DI AREA)
·         Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan pada hari itu
·         Area yang dibuka setiap hari minimal 4-5 sesuai indikator yang dikembangkan
·         Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan
·         Kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
Area Berhitung/Matematika
Pemberian tugas membilang dan menyebut urutan bilangan 1-5

Area Seni/ Motorik
Menggambar bebas dengan krayon
Area IPA
Eksperimen membuat teh manis
Area Balok
Menciptakan satu bangunan dari balok

·         Anak dibebaskan memilih area mana yang disukai, walaupun area itu tidak dibuka sesuai program guru
·         Anak dapat berpindah sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru
·         Apabila anak tidak mau melakukan kegiatan di 4-5 area yang diprogramkan, guru diharuskan memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan
·         Guru dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang diminatinya
·         Guru dapat memberikan penilaian dengan memakai alat penilaian yang telah ditentukan. Di samping itu guru juga dapat menilai ke mana saja minat anak pada hari itu dengan mengadakan ceklist (v) di setiap area (nama anak dan nama 10 area)
·         Guru membagi jumlah anak di kelas ke masing-masing area yang diprogramkan (misalnya 4/5 area)
·         Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau yang membahayakan jumlah anak dibatasi agar guru dapat memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai dapat lebih maksimal, tanpa mengabaikan anak-anak yang berada di area yang lain
·         Orangtua/keluarga dapat dilibatkan untuk berpartisipasi membantu guru pada waktu kegiatan pembelajaran
·         Orangtua/keluarga dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak.

  1. ISTIRAHAT/MAKAN ± 30 MENIT
Cuci tangan, makan (berdoa sebelum dan sesudah makan) dan bermain.

  1. KEGIATAN AKHIR ± 30 MENIT (KLASIKAL)
·         Bertepuk tangan dengan 2 pola (Seni)
·         Diskusi tentang kegiatan satu hari dan menginformasikan tentang kegiatan esok hari
·         Bercerita dari guru
·         Menyanyi, berdoa, pulang

ALAT/SUMBER BELAJAR
Alat/sumber belajar yang ada di masing-masing area dapat digunakan dan ditambah dengan alat yang sesuai program.

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK
Penilaian dilaksanakan dengan observasi, penugasan, hasil karya, dan unjuk kerja.












 



CONTOH SKH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MINAT
UNTUK KELOMPOK B
 
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK                          : B
Lampiran 3b
 
SEMESTER/MINGGU                      : I/1
TEMA/SUB TEMA                : DIRI SENDIRI/MENGENAL DIRIKU
HARI, TANGGAL                : SENIN, 26 JULI 2007
WAKTU                                 : 07.30 – 10.15


INDIKATOR
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALAT/SUMBER BELAJAR
PENILAIAN
PERKEMBANGAN ANAK



Alat
Hasil
-  Mentaati peraturan yang ada (P)




-  Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana dengan urut (B)
-  Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah dengan lengkap (B)
-  Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban (F)



-  Membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 (K)


-  Mencoba dan mengamati macam-macam rasa. (K)



-  Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan alam) dengan rapi (S)

-  Menciptakan 3 bentuk bangunan dari balok (S)








-  Bertepuk tangan dengan 3 pola (S)

Upacara bendera ± 15 menit

I.      KEGIATAN AWAL ± 30 MENIT (KLASIKAL)
-  Bernyanyi, berdoa, salam
-  Bercerita tentang pengalaman

-  Memperkenalkan diri sendiri


-    Pemberian tugas berjalan maju pada garis lurus


II. KEGIATAN INTI  ± 60 MENIT (INDIVIDUAL DI AREA)
Area Berhitung/Matematika
-  Pemberian tugas membilang dan menyebut urutan bilangan 1-10
Area IPA
- Eksperimen membuat teh manis



Area seni, Motorik
-  Menggambar bebas dengan krayon


Area Balok
-  Menciptakan satu bangunan dari balok

III. ISTIRAHAT/MAKAN ±30 MENIT
-  Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
-  Bermain

IV. KEGIATAN AKHIR  ± 30 MENIT   (KLASIKAL)
-  Pemberian tugas bertepuk tangan dengan 3 pola
-  Berdiskusi dengan anak tentang kegiatan sehari dan informasi kegiatan esok hari
-  Bercerita dengan buku cerita
-  Menyanyi, berdoa, pulang
Tiang bendara dan bendera




Diri sendiri (langsung)

 Langsung anak


Tali rafia






Lambang bilangan 1-10



Air panas, teh, gula, cangkir, sendok.



Buku gambar, krayon





Balok-balok berbagai ukuran.


Air, serbet, bekal anak, alat alat bermain





Peraga langsung




Buku cerita

Observasi




Unjuk kerja

Observasi


Unjuk kerja






Penugasan



Penugasan dan observasi



Hasil karya




Hasil karya



Observasi






Unjuk kerja

Penugasan



Observasi




                                                                                                                                                                                    Jakarta, ............................
Mengetahui Kepala TK,                                                                                                                                  Guru Kelas,

--------------------------------------                                                                                                             --------------------------------



Contoh penataan ruang kelas model pembelajaran berdasarkan minat





Text Box: Area
Bahasa
,Flowchart: Delay: Pintu masuk,Text Box: Area
Agama
,Text Box: Area 
Balok
,Text Box:        Tempat 
Orang tua 
Piket
Area Pasir
dan Air

,Text Box: Area
Drama
,Text Box: Area
Membaca dan 
Menulis
,Text Box: Area
 Berhitung/Matematika



 


















   Catatan:


1.          Area pasir dan air diletakkan di dekat pintu agar kalau air tumpah atau pasir tercecer mudah dibersihkan dan tidak tercecer ke seluruh ruang.
2.          Area balok dan area matematika diletakkan berdekatan agar peralatan di area balok dapat dipinjam dan dimanfaatkan oleh anak didik  di area matematika.
3.          Tempat pertemuan pagi bisa diletakkan di tengah jika ruang kelas sedang (tidak luas). Jika ruang kelas cukup luas area pagi sebaiknya diletakkan di tepi agar anak tidak terlalu aktif dan merusak konsentrasi anak.
4.          Area seni, motorik diberi ruang yang cukup luas agar anak bisa beraktivitas cukup leluasa dalam mengembangkan motorik halusnya.