Model Thik-Pair-Share
Metode
ini dikembankan oleh Spencer dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland yang mampu
mengubah asumsis bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam
setting kelompok kelas secara keseluruhan. Model Think-Pair-Share memberikan kepada para siswa waktu untuk berpikir
dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru
baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah selesai
membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada para siswa untuk
menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau
apa yang telah dibaca. Guru tersebut lebih memilih model Think-Pair-Share
daripada metode tanya jawab. Untuk kelompok secara keseluruhan. (whole-group question and answer). Lyman
dan kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah 1 – Berpikir (Thinking). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir
sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2. Langkah 2 – Berpasangan (Pairing). Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk
berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi
selama prsiode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan
telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu isu khusus telah
diidentitifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit
untuk berpasangan.
3. Langkah 3 – Berbagai (Sharing). Pada langkah akhir ini guru meminta
pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara
keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan
menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke padangan
yang lain, sehingga seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut
memperoleh kesempatan untuk melapor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar