.
Dalam proses pembelajaran tanpa menggunakan media pendidikan sering
dilakukan di dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikenal juga sebagai
pembentuk pembelajaran tradisional dan yang paling umum adalah metode ceramah.
Penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran
akan
bersifat verbal karena guru menyampaikan informasi dalam bentuk lisan atau biasa disertai penulisan di papan tulis. (Hamalik, 1994)
Secara
sederhana metode ceramah ini paling mudah dilaksanakan dan paling sering
digunakan oleh guru. Menurut Haryanti (2001), proses belajar mengajar dari
sistem seperti ini adalah model pembelajaran dengan komunikasi satu arah (Teaching Directed), dimana yang aktif 90% adalah model, pengajaran seperti itu dianggap kurang mengeksplorasi
wawasan pengetahuan siswa, sikap dan perilaku siswa karena selama ini proses
belajar mengajar apabila konsentarasi siswa kurang optimal, maka siswa akan
mendapatkan kesulitan untuk menerima materi yang diajarkan saat itu., sehingga
sulit juga bagi siswa untuk menyimpan materi tersebut dalam ingatan atau memori
atau kesan siswa. Kekurangan inilah yang besar pengaruhnya dan dapat menghambat
kegiatan belajar siswa, khususnya apabila siswa
tidak termotivasi dengan baik dan materi yang diajarkan
bersifat kompleks.
Untuk
menjelaskan konsep-konsep tertentu dalam proses
pembelajaran kadang timbul kesan yang bersifat abstrak seperti
halnya dalam konsep perhubungan dan pengangkutan. Sehingga siswa masih sulit memahami apabila hanya diajarkan dengan menggunakan
metode ceramah. Dalam mempelajari dan memahami
suatu konsep, ada 4 cara untuk melihat kenyataan yaitu: 1)
berfikir, 2) merasakan, 3) mengindera, dan 4) percaya. Untuk merasakan, mengindera dan percaya siswa
membutuhkan lebih dari sekedar metode
ceramah melainkan dengan menggunakan metode - metode pengajaran yang relevan
dengan kondisi
siswa, sekolah, dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Oemar Hamalik, manfaat atau
peranan dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah :
1.
Meletakkan dasar-dasar yang
konkrit dalam berfikir dan mengurangi verbalisme.
2.
Memperbesar perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar.
3.
Meletakkan dasar-dasar yang
pentinguntuk perkembangan proses belajar mengajar dan membuat pelajaran yang
mantap.
4.
Menumbuhkan pemikiran yang
teratur, lentur dan kontinyu terutama melalui gambar hidup membantu tumbuhnya
pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
5.
Memberikan pengalaman yang
tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman
yang lebih banyak dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar